Im from Medan not from Batak

Kekeliruan umum tentang Medan
(bukan hanya Batak)



"Kamu asalnya dari mana?"
"Medan."
"Wahh, apa marganya?"
"😳"


"Kamu dari mana?"
"Dari Medan."
"Bisa bahasa Medan (they mean bahasa Batak)?"
"😌"


"Dari ma asal diak? (Bahasa Minang)"
"Denai dari Medan bang."
"Kok pandai babaso minang? Baduto wak yo?"
"Baduto apo bang, awak memang dari Medan bang."
"Tu baa kok ancak se baso minangnyo?"
"🙄"

"Dari mana asal dek?"
"Medan kak."
"Bisa bahasa Medan? Kamu marganya apa?"
"😭"


Mmaaaammiiii 😭😭😭😭😭

Yaappsss... Itu semua adalah pertanyaan-pertanyaan yang sering ditanyakan orang-orang di kampus baruku, mulai dari Senior, sesama Maba --bahasa gaholnya Mahasiswa Baru itu tuh--, dan bahkan Dosennya pun nanyain hal yang sama.

Wajar sih banyak yang nanyain asalku dari mana karena ya, mahasiswa di kampus baruku banyak yang berasal dari luar Sumatera Barat. Termasuk aku yang dari Medan.

Betewe angkot --baswe udah kagak jaman-- ada yang penasaran gak sih aku kuliah di mana???
*Jiaahhhhhh kepedean aku tuh 😅*

Auah terang! Ga papa gadak yang penasaran aku tetep kasih tau aja deh. *Piece hihihi

Alhamdulillah aku udah tsaahhh jadi Mahasiswa *eh pakek i* di Institut Seni Indonesia Padang Panjang, di Provinsi Sumatra Barat di kota Padang Panjang. Yang artinya, aku mau gak mau bakalan ganti bahasa, ganti rasa lidah, ganti kebiasaan, semuanya diganti kecuali badanku yang emang cuma satu dan gak ada cadangannya.

Naahh dari pertanyaan pertanyaan itu, ada dua hal yang jadi perhatian aku sampai sekarang ini. Yaitu pertanyaan "Apa marga kamu? Bisa bahasa Medan?"



Hhhmmmm....

Naahh dari pertanyaan-pertanyaan itu aku menyimpulkan bahwa masih banyak orang yang keliru tentang apa itu kota Medan.

Medan adalah Ibu Kota provinsi Sumatera Utara, Kota terbesar ketiga setelah Jakarta dan Surabaya. Memang benar di kota Medan ada banyak penduduk ber-etnis Batak tapi tentu saja tak hanya etnis Batak yang ada di Medan 'kan gaeess.

Ada beragam etnis lain yang tinggal di sana ada banyak banget, banyaakkk...
Ada yang dari Jawa, Minang, Melayu, Aceh, bahkan Tamil. Etnis-etnis ini tersebar luas di kota Medan. Sama seperti di kota-kota lain, setiap etnis bersatu dan hidup dengan damai.

And one thing that every people often wrong is, penghuni awal Medan itu gak cuma etnis Batak Karo, tapi juga ada Etnis Melayu. Mereka berdua adalah penghuni awal kota Medan yang sering dianggap orang sebagai Kota-nya etnis Batak.

Kita bisa lihat dari kerajaan Melayu yang masih berdiri kokoh sampai saat ini di Kota Medan. Ada yang tau??? Ayo coba tebaakk...

Yaappss... Istana Maimun, istana Melayu yang sekarang ini jadi tempat wisata dan Masjid Raya yang menjadi Masjid yang paling terkenal di Medan. Dua bangunan ini membuktikan bahwa Medan itu juga adalah Kota Melayu.

Ada yang pernah dengar tentang Deli Serdang?

Jadi, Deli Serdang adalah sebuah Kabupaten yang ada di Sumatera Utara yang dulunya adalah 2 kerajaan Melayu, yaitu kerajaan Deli dan Serdang, dan kini seperti yang kita tahu, Deli dan Serdang sudah menjadi satu kabupaten dengan nama Kabupaten Deli Serdang.

Sebanyak 49,5% penduduk Deli Serdang adalah Melayu dan suku Batak Karo sebanyak 35,5%, Batak Toba 13%, Minang 1%, Tionghoa 1%.

Hhuuffffttt...
Jadi, walaupun aku kalau ditanya dari mana aku pasti jawab aku dari Medan, dan kalau aku ditanya kenapa aku bisa berbahasa Minang, itu karna aku orang asli Minang, Ibu dan Bapakku orang asli berdarah Minang, aku pun lahir di Minang, dan kalau di rumah --Medan-- Ibu dan Bapakku selalu berbahasa Minang satu sama lain, tapi selalu berbahasa Indonesia ke anak-anaknya sih 😅.

Well, saat aku masih berumur 4 bulan, Ibu dan Bapak udah ngajak aku merantau ke medan, dan saat itu aku ya cuma bisa nangis, ga inget juga aku jawab iya atau enggak saat umur 4 tahun diajak merantau ke Medan.

Itu artinya aku udah tinggal di Medan selama 18 tahun, di KTP ku juga tertulis kalau aku adalah penduduk kota Medan. Lalu sekarang aku kembali ke tanah kelahiranku untuk melanjutkan pendidikan tinggiku.

*Q: 18 tahun di Medan, trus dari mana bisanya berbahasa Minang donk?
A: Aku kan darah asli Minang, ya kali ga bisa bahasa Minang. Belajar donk. Malu donkk kalo ga bisa bahasa daerah sendiri.*

Dan sepanjang sejarah hidupku di Medan, 99% penduduk --yang tinggal di kota Medan-- berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia satu sama lain, hanya kadang-kadang saja mereka menggunakan bahasa daerah masing-masing, dan itu pun kalau hanya mereka berbicara dengan orang ber-etnis sama dengan mereka. Contohnya sesama Jawa, sesama Minang, dan sesama Batak.

Jika orang ber-etnis Batak berbicara dengan orang ber-etnis Minang, mereka akan saling berbicara menggunakan bahasa Indonesia. Bukan dengan bahasa daerah masing-masing ataupun bahasa daerah salah satu dari mereka. Begitu lah tanah yang kutinggali selama 18 tahun ke belakang.

Sangat jauh berbeda dengan Sumatera Barat --ini menurut pengamatanku--. Di kampusku, ada begitu banyak Mahasiswa yang berasal dari luar Sumatera Barat. Dan rata-rata mereka hanya akan berbahasa Indonesia mutlak paling lama 1 tahun. Sebab setelah lama tinggal di Sumbar, mereka mau gak mau akan langsung belajar berbahasa Minang dan kemudian mahir berbahasa minang lalu mereka hanya akan berbahasa minang satu sama lain di sana.

Sebab penduduk asli Minang, hanya menggunakan bahasa Minang sebagai bahasa nasional mereka. Bukan bahasa Indonesia seperti di Medan tempat aku tinggal.

Dan menurutku hal ini sangat lah unik. Melihat orang-orang dari Riau, Purwakarta, Jambi, Jakarta, Banten menggunakan bahasa di mana kaki mereka berpijak, yaitu bahasa Minang.

But well guys, di mana pun kita tinggal, di mana pun kita berada, memang sangat lah baik mengikuti alur kehidupan tanah perantauan kita, tapi jangan sampai kita mengabaikan bahkan melupakan bahasa daerah kita sendiri.









Yaakk...
Sekian curahan hati Ara tentang Medan yang udah kesel pengen keluar.

Selamat siang semuanyaaa....
Have a nice day 💕💕💕

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Im from Medan not from Batak"

Posting Komentar